Senin, 07 Januari 2008

Bangun dari Mimpi "Republik Mimpi"


Saat melihat televisi mendengar tawaan terhadap negeri ini, saya tersenyum kecut. Bagaimana tidak bangsa yang dipijak ditertawai sendiri. Saya melihat tawaan tersebut bukannya membangun tapi hanya jadi ajang kritik "tawa" kosong. Tidak memberikan manfaat nyata, hanya kepuasan "menertawai diri sendiri". Belum lagi kata-kata yang dikeluarkan cukup menusuk terkadang untuk diri sendiri. Saya ingin bertanya apakah yang berbicara menyadari ia adalah bagian dari republik nyata ini?? Apakah ia senang negeri ini spserti ini?? Apa nggak ada kerjaan lain yang lebih jelas?? Wajar saja muncul puisi Tufik Ismail "Malu Aku Jadi Orang Indonesia"...

Sepertinya harus kita matikan televisi dan bangun untuk membangun negeri ini bukan menertawainya. Bukan duduk dan menghipnotis diri dengan suguhan yang hanya memuaskan nafsu tawa kosong..
Mari bangun bangsa ini dengan segenap potensi kita.. kerahkan potensi terbaik yang kita miliki untuk kesejahteraan bangsa..

Berpikir berbeda untuk membangun bangsa..

Tidak ada komentar: