Minggu, 30 Desember 2007

Reflkesi Akhir Tahun 2007-ku

Tahun 2007 merupakan tahun yang berat bagiku. Tahun dimana banyak perubahan baik di kampus maupun lingkungan kosan. Di masa itu terjadi transisi dari "masih" ber-kegiatan kemahasiswaan di kampus dan tidak sama sekali. Mulai juga dengan lebih memikirkan kegiatan akademik di tingkat "akhir" yang cukup berat. Pikiran-pikiran ingin melepas masa lajang pun terbersit di masa-masa ini. Merasa banget belum memberikan yang terbaik untuk almamater tercinta.. D lingkunagn kosan juga bertemu orang-orang baru, anak-anak tingkat 2 dan tingkat 3.. beda 1 dan 2 angkatan dariku.. tinggal di lingkungan ini merasa kok ternyata aku dah tua banget ya di kampus.. sudah tingkat 4!!!

2007 masa-masa yang seharusnya banyak aktifitas di Gemilang (Keluarga Mahasiswa Islam Anjuk Ladang) namun aku ga bisa bergerak banyak mungkin karena "terlalu lama" atau "terlalu tua" untuk berada di organisasi ini. Seneng sih melihat adik-adik 2005, 2006, dan 2007 yang bergerak tapi kok aku ga bisa ngikutin yah.. jauh juga dari pusat GEmilang di Jatim.. Padahal aku diamanahin sebagai Sekretaris Umum yang memang ga ngerti kerjaanku apa:).. Kawan-kawan seperti Mas2 dan Mba2 yang dah ga bujang lagi yang menjebakku:) Mas Rahminto, Mas Slamet, Mas Anang, Mas Nafi, Mba Arikha, Mba Efri,.. yang single2 kayak aku,.Mas Yudi, Cholis (alow pak pres ITS), Aska (ketum Gemilang), Pandu, Ikhsan, Purbahayu(tukulnya LDK:)), Purhadi, Ervinda (akhwat baru ghiraoh sang bendum Gemilang), Mba Upik, Mba Prima, Mba Ria (online teruz mba ya??)) dll..

Masa dimana sahabatku serumah.. pada melepas masa lajangnya.. yup Rendi dan Bobo.. dua orang pemberani yang pernah sekontrakan. Sisanya masih membujang... takut kabeh rek..

Oiya masa-masa Kerja Praktek kebetulan di kota tampat orang tuaku tinggal..Kotabaru, Kalimantan Selatan.. di perusahaan batubara milik Bakrie Group yaitu PT Arutmin Indonesia NPLCT.. masa-masa menyenangkan namun juga menyusahkan.. awal-awal ga ngerti harus apa dan lama-lama bosen.. belajar PLC pada barge (kapal angkut batubara yang dibuat otomatisasinya) yang ga mudeng-mudeng.. walaupun di akhiri dengan banyaknya kisah persahabatan di Kotabaru.. Salam untuk akh Lili (kawan se-halaqoh), Ust. Fadillah (Murobbi aku disana), Mba Dillah (calon kakakku:)), bapak-bapak di Jamsostek.. para Arutmin"ers seperti Mas Tommy (pembimbing KP), Pak Reston (temen pulang kerja), Pak Pono, Pak Siraj (sub pembimbing==ada gitu??), Bang Ali, Rijal (polos banget sih loe), dan temen diskusiku yang paling hot dan temen terbaikku disana Izul (masih berkecipmpung di "Gerakan Pemuda??)..

Masa dimana sedang sibuk-sibuknya mengerjakan Tugas Khusus yang sebenarnya ga terlalu ku mengerti. Namun berkat ketelatenan dan tanpa rasa lelah walaupun salah terus akhirnya berhasil juga. Makasih banget kawan-kawan se-TK yang kadang ngerepotin banget..

Mudah-mudahan tahun 2008 lebih baik lagi.. bahkan jauh lebih baik..

Sabtu, 29 Desember 2007

Benazir Bhutto: Tewasnya Sang Ratu Dugem

Di penghujung tahun masehi 2007, dunia dikejutkan oleh berita tewasnya pemimpin oposisi Pakistan Benazir Bhutto, yang ditembak oleh seorang penyerang dan kemudian sang penyerang melakukan aksi bom bunuh diri di tengah kerumunan para penggemarnya, Kamis sore (27/12).

Gedung Putih langsung berkabung. Presiden AS George Bush dengan penuh emosional menyampaikan duka cita rakyat Amerika atas kepergian salah seorang sekutunya yang sesungguhnya ingin dijadikan pemimpin baru di Pakistan menggantikan Pervez Musharraf yang dianggapnya sudah tidak bisa lagi seratus persen dikontrol Gedung Putih.

Walau secara resmi Benazir Bhutto beragama Islam, namun dalam kesehariannya sejak kecil hingga menemui kematiannya, Benazir jauh dari nilai-nilai agama yang dianutnya. Bahkan sesaat sebelum dirinya menemui ajal, Bhutto baru saja menyampaikan pidato dalam rapat akbar bersama dengan pendukungnya dan menegaskan, jika dirinya berhasil menjadi pemimpin Pakistan kembali, maka dia akan langsung memimpin pemberangusan gerakan Islam di seluruh Pakistan. Benazir Bhutto menyebut gerakan Islam dengan istilah “Terorisme Fundamentalis”, sebuah terminologi khas Gedung Putih.

“Apakah kita harus meminta orang asing untuk memberangus gerakan fundamentalis di sini? Tentu tidak! Kita akan bersama-sama, aku dan kalian semua, untuk menghabisi kelompok-kelompok fundamentalis yang mendirikan pemerintahan bayangan di Pakistan ini! Kita pasti bisa!” seru Bhutto dari atas podium hanya beberapa saat sebelum dia menemui ajal dengan cara mengerikan.

Ratu Dugem dan Playgirl

Secara resmi, Benazir Bhutto dibesarkan dalam keluarga Islam. Ayahnya, Zulfikar Ali Bhutto adalah Perdana Menteri Pakistan yang tewas digantung oleh Presiden Zia Ul-Haq setelah jenderal ini melancarkan kudeta. Zia sendiri karena sikap politiknya dinilai AS terlalu mengakomodasi kepentingan gerakan Islam, maka CIA membunuhnya lewat suatu operasi rahasia dengan meledakkan pesawat yang ditumpanginya.

Benazir oleh keluarganya di sekolahkan di sebuah yayasan Katholik ala Inggris di Pakistan. Saat usia 16 tahun, Benazir yang tidak mengenakan jilbab disekolahkan ke Radcliffe College di Massachusset, AS. Saat kuliah di Amerika ini, Benazir benar-benar mereguk kebebasan yang tidak bisa dijalaninya di Pakistan. Ia dikenal sebagai seorang gadis yang gemar belanja pakaian yang tengah trendy dan suka bepergian ke pesta-pesta di malam hari dan pulang dengan ditemani pemuda teman kencannya hingga hari beranjak siang.

Dari Amerika, Benazir melanjutkan pendidikannya di Oxford, Inggris, mengambil jurusan Ilmu Hukum dan Politik. Di Inggris gaya hidupnya makin menggila. Benazir termasuk mahasiswa pandai, namun gaya hidupnya juga “meriah”: pesta dugem jalan terus, alkohol dengan setia terus menemani (walau hal ini sempat dibantahnya), juga suka gonta-ganti teman pria. Media Inggris, Dailymail, edisi Jumat (28/12) mengungkapkan sisi gelap kehidupan Benazir dari seorang teman lamanya semasa kuliah di Oxford. Dailymail sendiri menyebut Benazir sebagai “The Oxford Party Girl”.

“Gaya hidup Benazir ketika kuliah di Oxford menjadi parody seorang gadis remaja Muslim, kaya raya, baru melek melihat dunia. Saat dia berpidato dalam kampanye untuk pemilihan Presiden Senat di Oxford, Benazir bahkan mengungkapkan gaya hidupnya yang liberal itu untuk menarik dan mendulang suara dari para pemilih laki-laki, ” demikian Dailymail.

Gaya hidupnya agak berkurang ketika ayahnya tewas di tiang gantungan. Benazir masuk gelanggang politik dengan mengenakan kerudung, sesuatu yang tidak pernah dipakainya ketika di Amerika dan di Inggris. Namun walau berkerudung, sikap politik Benazir sangat American-minded. Dia menjadikan dirinya musuh bagi aktivis Islam di Pakistan dan sahabat setia bagi Amerika.

CIA Dalangnya?

Tidak aneh jika kematiannya ditangisi banyak tokoh-tokoh liberal. Bush pun langsung menuduh kematian Benazir dilakukan oleh terorisme fundamentalis. Padahal penyelidikan saja belum dimulai. Ada banyak dugaan tentang siapa sesungguhnya dalang di balik kematian Benazir. Bisa saja memang dibunuh anggota gerakan Islam, walau yang pertama ini relevansinya sangat meragukan karena tidak ada manfaatnya. Bisa dibunuh oleh Prevez Musharraf sendiri seperti yang banyak ditegaskan oleh para pendukungnya di Pakistan. Atau bahkan bukan mustahil CIA berada di belakang kematiannya.

Bukan tidak mungkin, kematian Benazir memang dirancang jauh hari untuk semakin mengacaukan Pakistan dan menjadikan salah satu negeri Islam terbesar dunia ini pecah dan berkeping-keping. Bukankah di awal tahun 2000-an pernah terendus sebuah dokumen AS yang ingin melenyapkan Pakistan dan Indonesia di tahun 2025?

Dokumen dari hasil kajian strategis yang dipimpin mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat berdarah Yahudi bernama William Cohen, berjudul “Asia Tahun 2025 dan Pengaruhnya terhadap Keamanan Nasional Amerika di Abad 21” dengan tegas memprediksi (baca: menskenariokan) Indonesia dan Pakistan akan hilang dari peta bumi di tahun 2025. Penyebab dari ‘tenggelamnya’ kedua negara tersebut adalah karena konflik internal atau konflik antar suku, golongan, klan, atau agama, separatisme, dan untuk itu semua sebagai syarat mutlaknya adalah ketidak-stabilan ekonomi. Kajian tersebut meramalkan bahwa dalam 25 tahun ke depan, akan terjadi peristiwa berskala besar dan internasional yang akan sangat mempengaruhi keamanan nasional Amerika Serikat.

Amerika sangat berhasrat untuk menguasai Pakistan karena negeri ini memiliki instalasi nuklir. Sedangkan Indonesia, ya kita tahu sendirilah.

Kematian Benazir Bhutto merupakan hal yang amat lumrah dalam dunia politik. Di Indonesia pun ada tragedi Munir yang meninggal karena diracun oleh tangan-tangan kekuasaan. Jadi peristiwa ini sama sekali tidak perlu dibesar-besarkan atau bahkan ditangisi. Biasa sajalah.(Rizki)

Diambil dari Eramuslim.com Jumat, 28 Des 07

Seberkas Cahaya Itu Bernama Hidayah

Mahal.. Itu kata yang pantas untuk harga hidayah
Saat kita masih dalam dunia gelap kejahiliyahan akan merasakan betapa santainya hidup, betapa nikmatnya dunia, tanpa ada rasa berat di diri kita. Hidup ini tidak butuh sebuah keteratbran, tak butuh ketenangan hakiki.

Tiba-tiba muncul seberkas cahaya.. ia sangat jarang.. bahkan ia muncul hanya sekali dalam lintasan kehidupan kita.. Itulah cahaya 'hidayah'..
Namun saat jalan hidayah berusaha kita satukan dalam hidup kita maka akan terasa berat, seakan semak belukar kehidupan, begitu banyak cobaan yang mendera semangat pembersihan diri kita..

Namun saat hidayah telah menyatu dalam diri kita ia akan menjadi benteng.. membalik semua kehidupan jahiliyahn menjadi cahaya.. sebuah cahaya yang mampu membuat diri kita merasakan nikmanya iman..

Tapi, Cobaan demi cobaan, deraan demi deraan, akan terus ditabuhkan selama hidayah melekat dalam diri kita.. Tak melihat betapa kuatnya dirimu mempertahankan.. Kejahiliyahan tetap saja akan mengikuti.. akankah berbalik atau mampu bertahan..

Wahai sahabat.. adakah cerita hidayah dalam hidupmu??
yuk berbagi..

PILKADA

Rame sekali orang-orang di daerah yang sibuk dengan yang satu ini.. yup Pilkada alias Pemilihan Kepala Daerah.. malah ada Pilkades, Pilka RT, Pil Koplo:)
Masing-masing dengan kesibukan yang berusaha mati-matian memenangkan calonnya.. yah klo dipikir kadang2 calonnya koruptor tetep aja masih didukung.. aku bilang tuh (maaf) ORANG GOBLOK..
Sering banget liat di TV ato baca koran orang2 yang udah pernah njabat kepala daerah eh pengen njabat lagi (incumbent) padahal harusnya tau diri dia tuh ga becus megang tampuk pemerintahan.. apalagi yang dukung juga tergiur dengan berbagai sogokan dari yang kecil mpe yang gede..
Yang sangat di sayangkan ada juga di daerah sebuah partai yang katanya bersih eh malah ndukung orang2 yang terlihat ga bersih.. padahal hal itu bisa membuat noda partai yang katanya bersih itu..
Apakah ini politik kita?? cuma uang.. kekuasaan.. yang jadi tujuan?? Bukannya nyari ridha Allah..
Aku ga bilang politik itu kotor tapi itu adalah alat saja untuk menumbuhkan kebenaran.. tapi jangan sampailah yang udah bersih malah ikut2an maen "lumpur".. bukan berarti ga kotor ga belajar dibenarkan:)

oke bapak2 pejabat.. om-om dewan.. jangan lupa semua kerjaan Anda adalah amanah rakyat.. ingkar.. ancamannya neraka loh..

BLUE ENERGY.. akan jadi solusi??

Berbahan Dasar Air, Dipamerkan dalam Konferensi PBB
NGANJUK- Tak banyak yang tahu, penemu bahan bakar blue energy yang sedang dikampanyekan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata berasal dari Nganjuk. Dia adalah Joko Suprapto, warga Desa Ngadiboyo, Kecamatan Rejoso.

Kemarin, tim uji coba kendaraan berbahan bakar tersebut mengunjunginya. Mereka dipimpin staf khusus Presiden SBY, Heru Lelono. Rombongan itu dalam perjalanan dari Cikeas, Bogor menuju Nusa Dua, Bali , tempat digelarnya United Nation Framework Conference on Climate Change (UNFCCC) 2007.

"Luar biasa. Ini mobil Mazda Six punya Patwal Mabes (Polri) yang bisa berkecepatan 240 kilometer per jam ini kami coba lari 180 kilometer per jam tanpa ada persoalan. Jadi, moga-moga apa yang kita uji coba ini benar-benar bermanfaat. Insya Allah," ujar Heru begitu turun dari Ford Ranger B 9648 TJ.

Untuk diketahui, pertemuan kemarin berlangsung di salah satu hotel di Nganjuk. Rombongan Heru tiba sekitar pukul 09.00. Mereka mengendarai lima unit kendaraan untuk menguji bahan bakar berbahan dasar air tersebut. Yakni, dua pikap double cabin Ford Ranger, satu sedan Mazda 6, satu bus, dan satu truk pengangkut blue energy.

Sebelumnya, rombongan dilepas oleh Presiden SBY, Minggu lalu, dari kediaman pribadinya di Cikeas, Bogor . Rencananya, blue energy itu juga akan dipamerkan kepada dunia dalam UNCFCCC atau Konferensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim di Nusa Dua, Bali .

"Kita ingin membuktikan kepada dunia internasional bahwa kita bukan bangsa kere yang terombang-ambing harga minyak dunia. Bangsa Indonesia bisa menemukan (bahan bakar, Red) sendiri," tandas Heru bangga.

Kepada puluhan wartawan yang sejak pagi menunggu kedatangan rombongan, Heru mengungkapkan bahwa bahan bakar hasil penelitian belasan tahun Joko itu sangat irit. "Sekitar satu lima belas (1 liter dibanding 15 kilometer, Red). Tadi kami mencatat, untuk menempuh 374,5 kilometer, hanya butuh 25 liter," tutur staf khusus Presiden bidang otonomi daerah itu.

Selain hemat dan mampu meningkatkan performa kendaraan, lanjut Heru, keunggulan bahan bakar tersebut adalah rendahnya emisi karbon yang dihasilkan. Ini sesuai dengan pesan UNFCCC yang digelar 3-14 Desember mendatang.

"Sudah dicoba sendiri oleh Bapak Presiden. Beliau kemarin sempat duduk di belakang knalpot bus ini sambil menciumi asapnya. Paspampres (pasukan pengamanan presiden) sempat kerepotan takut Presiden karacunan, tapi tidak. Coba saja," tantangnya.

Penasaran, Wakil Bupati Nganjuk Djaelani Ishaq yang kemarin ikut menyambut kedatangan rombongan langsung mencoba mencium asap dari moncong knalpot bus. "Sama sekali tidak ada baunya," kata Djaelani setelah berkali-kali setelah mengisap asap tersebut.

Ditemani Joko, Heru kemarin juga mengungkapkan bahwa untuk memakai blue energy, mesin tidak perlu dimodifikasi. "Sama sekali tidak perlu ada modifikasi apa-apa. Ini kami bawa mobil berlainan tahun, semua bisa pakai," tandasnya.

Bahkan, lanjut Heru, ada yang sebelumnya menggunakan solar dan di tengah jalan langsung diganti 100 persen dengan blue energy. "Mobilnya malah semakin tidak ada getaran," lanjutnya bangga.

Sementara itu, Joko Suprapto yang selama ini terkesan misterius soal kedekatannya dengan SBY, kemarin mulai blak-blakan. Terutama soal aktivitasnya sebagai peneliti dan penemu blue energy. Dia bahkan sempat sedikit membeber teknologi yang mulai ditelitinya sejak 2001.

"Intinya adalah pemecahan molekul air menjadi H plus dan O2 min. Ada katalis dan proses-proses sampai menjadi bahan bakar dengan rangkaian karbon tertentu," terang peneliti yang mengaku banyak mengambil ide dari Alquran itu.

Untuk mesin dengan bahan bakar premium, solar, premix, hingga avtur, Joko mengaku telah menyiapkan bahan bakar pengganti sesuai dengan mesinnya. "Tinggal mengatur jumlah rangkaian karbonnya. Mau untuk mesin bensin, solar, sampai avtur ya sudah ada," kata ayah enam anak itu.

Yang menarik, bahan dasar air yang digunakan adalah air laut. "Kalau air tanah bisa menyedot ribuan atau jutaan meter kubik. Kasihan masyarakat, paling bagus nanti bahannya air laut," terang pria yang selalu menyembunyikan identitasnya, termasuk almamater tempatnya meraih gelar insinyur, itu. (jie)

diambil dari Jawapos, 30 November 2007

Jumat, 28 Desember 2007

Palestina

Ketidakadilan telah menjadi hal biasa di negeri para Nabi ini. Merka telah terbiasa diancam, dikucilkan, bahkan dibunih. Hal itu tidak membuat perjuangan mereka untuk lepas dari tirani penjajahan Israel melemah. Belum lagi dengan adanya HAMAS sebagai kelompok yang berusaha keras memperjuangkan kemerdekaan Palestina walau dituduh para lawannya sebagai ancaman internasional bahkan teroris. Padahal mereka hanya berusaha melepaskan diri dari penjajahan Israel. Sungguh tidak adil.

Kita tahu bahwa HAMAS sendiri telah memenangkan Pemilu secara demokratis. Mereka memperoleh 75 dari 132 kursi, namun apa yang terjadi, Washington dan konco-konconya malah membekukan bantuan, belum lagi Israel yang makin parah menyerang kantong-kantong penduduk sipil di Palestina. Yah perjuangan Ismael Haneya (PM Palestina) dan kawan-kawan HAMAS dalam mengambil hak kemerdekaan haruslah didukung dunia internasional, namun kenyataannya malah pemerintah di negera-negara yang ada malah menusuk dari belakang dengan mendukung kemunafikan Amerika.

Hal yang paling bodoh yang saya dengar adalah pernyataan Hasan Wirajuda Mentrei Luar Negeri Indonesia yang malah mendukung kemunafikan Amerika. Bangsa ini lupa, bahwa perjuangan untuk merdeka adalah sesuatu yang patut didukung. Padahal, kemerdekaan bangsa kita juga di bantu oleh dukungan negara-negara muslim disaat negara-negara barat tidak mau mengakui kemerdekaan kita.

Hal ini bukan yang pertama, pernah juga kita menusuk dari belakang pemerintahan Iran yang sekali lagi terkena dampak konspirasi kemunafikan Amerika.

Palestina.. negeri para pejuang yang tak pernah lelah.. tak pernah ingin dipuji.. mereka hanya ingin merdeka dari tirani..

Ketidakadilan Internasional

Palestina telah menjadi bulan-bulanan para penjajah. Israel bersama Amerika Serikat telah membuat rusaknya tatanan negeri-negeri Arab. Bahkan negara-negara Arab sendiri di buat tak berdaya oleh Amerika.

Umat muslim seluruh dunia yang mengecam penjajahan oleh 2 “saudara” itu tak pernah didengarkan. Semua keputusan mereka adalah mutlak dan seolah itulah yang paling benar. Gaya otoriter model baru. Belum lagi PBB yang tidak bisa menyentuh masalah ini bahkan tidak berdaya dibuatnya.

Lucunya setelah Pemilu Palestina dimenangkan oleh HAMAS secara demkratis ternyata malah membuat Amerika Serikat dan konconya geram dan berani menghantam HAMAS dengan dalih terorisme, belum lagi pembekuan bantuan. Seungguh negara yang menyatakan sebagai pionir demokrasi telah menjadi “sangat tidak demokratis” di mata kita.

Belum lagi peristiwa yang tak akan kita lupa yaitu invasi Amerika dan sekutunya ke Irak. Menuduh bahwa irak memiliki senjata biologis ternyata tak terbukti, malah membuktikan bahwa Amerika-lah yang sengaja ingin menguasai minyak di negeri-negeri Arab.

Sepertinya gaya munafik Amerika sudah tidak ada yang meragukannya, namun anehnya sebagian besar negara malah mendukungnya. Saya berpikir ini adalah peran dari para “pemain catur politik” internasional yang tak ingin adanya kekuatan ideologi lain yang dirasa dapat menghancurkan tatanan yang telah mereka buat.